Politik

Slip of Tongue SBY di Kongres Demokrat: Sebut Jokowi Ketimbang Prabowo

Jakarta, 24 Februari 2025 – Dalam sebuah insiden yang menarik perhatian, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden ke-6 Republik Indonesia dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, melakukan slip of tongue yang cukup mencolok saat berpidato di Kongres ke-6 Partai Demokrat. Acara ini berlangsung di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, dan menjadi ajang penting bagi partai untuk mengukuhkan dukungan mereka terhadap pemerintahan saat ini di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Namun, sebuah kekeliruan kecil dalam pidato SBY memberikan nuansa berbeda dalam diskusi politik nasional.

CAwalnya, SBY berbicara tentang pentingnya kohesi dalam Koalisi Indonesia Maju dan peran Partai Demokrat dalam mendukung pemerintahan Prabowo. SBY menekankan bahwa semua elemen partai harus bersinergi untuk menyukseskan agenda pemerintahan yang berfokus pada stabilitas dan kemajuan Indonesia. “Kesediaan koalisi untuk terus menjaring harapan dan aspirasi rakyat,” kata SBY, menggarisbawahi komitmen partai terhadap kebijakan pemerintah.

Namun, saat yang menentukan dan penuh kejutan terjadi ketika SBY, dalam satu tarikan napas, menyebutkan, “Sukseskan pemerintahan Presiden Jokowi.” Kesalahan ini langsung menarik perhatian seluruh peserta kongres dan media yang hadir. SBY dengan cepat menyadari kesalahannya dan meminta hadirin untuk mengulangi kata-katanya, mencoba memperjelas maksud sebenarnya. “Dengar… Ulangi. Saya ngomong apa tadi?” tanya SBY kepada audiens.

Setelah menyadari slip of tongue-nya, SBY langsung mengklarifikasi. “Ini namanya slip of the tongue. Saya ralat. Ini ada pers di sini, saya ralat. Presiden Prabowo Subianto,” ujarnya kembali ke jalur yang benar dengan mengingatkan semua bahwa Presiden saat ini adalah Prabowo. Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa Jokowi telah pensiun, seperti dirinya, dan memastikan tidak ada kebingungan terkait dengan kepemimpinan nasional saat ini.

Insiden ini bukan hanya mengundang perhatian karena kekeliruan yang dilakukan oleh tokoh sekaliber SBY, tetapi juga karena membuka diskusi mengenai dampak dari slip of tongue dalam konteks politik yang lebih luas. Kejadian seperti ini menunjukkan betapa pentingnya setiap kata yang diucapkan oleh pemimpin politik, di mana kesalahan sekecil apapun dapat memiliki resonansi yang besar.

Dalam konteks politik Indonesia, di mana pergantian kepemimpinan nasional selalu menjadi proses yang penuh perhatian, slip of tongue ini mungkin diinterpretasikan lebih dari sekadar kesalahan berbicara. Analis politik dan pengamat mungkin melihat ini sebagai cerminan dari dinamika internal Partai Demokrat atau sebagai simbol dari transisi kepemimpinan yang masih terasa bagi beberapa anggota.

Kejadian ini juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana partai-partai politik mengelola komunikasi publik dan internal mereka, serta bagaimana pemimpin mempersiapkan diri untuk menyampaikan pesan-pesan penting secara efektif tanpa ruang untuk kesalahan yang bisa berakibat politis.

Mengakhiri kisah ini, SBY berhasil memperbaiki kesalahan dan melanjutkan pidato dengan mengulang komitmennya untuk mendukung pemerintahan Prabowo, tetapi momen itu sudah tercatat sebagai pengingat akan kehati-hatian dalam berpolitik.. Right now, there isn’t a sale on the site, but that only means you have loads of time to prep before the big mid-season sale.stage.

Read more

Newsletter
Jadilah yang Terdepan

Dapatkan berita terkini dan informasi terpercaya langsung ke email Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Uncategorized

3 Top Dividend Stocks With Yields Over 4%

Worth reading...